hari buku nasional
berpakaian dan menuju ke kamar yang dimana aku menyimpang buku-bukuku selama kuliah di AKPER OTTEN, USU dan UGM, kupilih-pilih dan kudapat 30 judul, kukemas dalam kardus, "aku harus ke perpustakaan daerah (yang katanya tidak/belum maksimal diakses pencari buku),...... 8.33,.... aku sampai, isi buku tamu,....
"mau menyumbang buku"
"apa pak"
"mau menyumbang buku"
"darimana pak"
"pribadi saya untuk memperingati hari buku nasional"
tali kotak kemasan dipotong, aku keluarkan isinya, beberapa buku di atas meja yang dianggap meja tamu dan meja kerja petugas perpustakaan,....
"ya, terima saja dulu, catat judulnya, kitakan masih kekurangan buku, pemda sedikit sekali bantu kita"
"ya bu,....."
petugas mengambil kertas selembar yang sudah bekas dan mencatat judul buku dan atribut lain yang ada disampul buku,..... (yang kemudian entah kapan kalau sempat mencatatnya di komputer (kalau ada pula) atau dibuku panggil buku perpustakaan)
aku permisi dengan menyalami mereka satu persatu dengan ucapkan "permisi, tahun depan akan ada lagi"
apa yang aku dapat dari peristiwa ini:
- petugas perpustakaan tidak mengenal hari buku termasuk kepalanya
- kinerja pelayanan kurang efektif dan efisien bahkan tidak ada nilainya
- keberpihakan pemda terhadap perpustakaan belum maksimal
- dukungan anggaran tidak/belum ada
- kebijakan untuk menumbuhkembangkan perpustakaan dari tahun ke tahun tidak ada
- secara institusi perpustakaan wilayah belum berkinerja dan bersinergi efektif dan efisien
- go publik dengan rincian yang ada di kepalaku
- menjalin kerja sama dengan institusi pemerintah daerah dengan lebih harmonis lagi, lebih bersinergi dan lebih mendatangkan manfaat dengan rincian yang ada di kepalaku
- menyusun RKA dan RKK lebih bermutu lagi
- kalau saja,.................
http://id.wikipedia.org/wiki/Buku
huruf biru yang ada di wikipedia dapat diklik untuk mengetahui "apa itu" dan "apa ini", terima kasih
Buku
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online).
Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut mempengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.
Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg perkambangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.
Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau kutu buku.
Jenis-jenis buku
Beberapa contoh buku:
Lihat pula
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.
Sejarah
Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol yang berarti kertas.
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban China yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga dizaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Baghdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
Pembuatan kertas
Di tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak, dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier. Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan dan pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang. Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas dengan menggunakan proses soda. Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan British Patent untuk proses sulfit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan. Proses kraft dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di Danzig. Proses ini biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan sebagai make-up kimia untuk sisa larutan pemasak.
Kitab berarti sebuah teks atau tulisan yang dijilid menjadi satu. Sinonim dari buku dan pustaka.Biasanya kitab merujuk kepada jenis tulisan yang mempunyai implikasi hukum, atau dengan kata lain merupakan undang-undang yang mengatur.
Cotoh Kitab
Suatu naskah manuskrip (bahasa Latin manuscript: manu scriptus ditulis tangan), secara khusus, adalah semua dokumen tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakannya dengan cara lain. Kata 'naskah' diambil dari bahasa Arab nuskhatum yang berarti sebuah potongan kertas.Naskah dalam sejarah
Sebelum ditemukannya percetakan, semua dokumen tertulis harus dibuat dan diperbanyak dengan ditulis tangan. Biasanya, naskah dibuat dalam bentuk gulungan atau buku, dan untaian naskah lontar/nipah, dluwang/daluang (kertas tradisional berserat kasar dari kulit pohon), dan kertas.
Di Asia Tenggara, pada milenium pertama, dokumen penting dibuat pada lempeng tembaga yang diperhalus dengan pembakaran, dan diukir dengan pahat logam. Di Filipina, misalnya, pada abad ke-9, dokumen tidak diukir dengan pahat, tapi lebih seperti pencetak dot-matriks masa kini. Dokumen seperti ini jarang sekali ditemukan, dibanding naskah-naskah yang tertuang pada daun atau bambu. Namun, iklim tropis yang lembab menyebabkan naskah-naskah dalam bahan organik tersebut mudah sekali rusak. Di Nusantara, naskah-naskah yang dibuat pada daun lontar/nipah dan daluang ini banyak digunakan. Sebagaimana sekarang, naskah pada daluang ditulis menggunakan pena/kuas, sedangkan pada dedaunan, tulisannya diukir penggunakan semacam pisau kecil yang disebut (dalam bahasa Sunda) pisau pangot.
Di Barat pada zaman klasik hingga abad-abad awal masa Kristen, naskah-naskah ditulis tanpa spasi antarkata (scriptio continua), sehingga akan menyulitkan bagi yang tidak terlatih. Salinan naskah-naskah tersebut biasanya ditulis dalam aksara Yunani dan bahasa Latin dan berasal dari abad ke-4 hingga abad ke-8, digolongkan berdasarkan penggunaan huruf kapital atau huruf kecil.
Naskah masa kini
Menurut Library and Information Science, suatu naskah adalah semua barang tulisan tangan yang ada pada koleksi perpustakaan atau arsip; misalnya, surat-surat atau buku harian milik seseorang yang ada pada koleksi perpustakaan.
Dalam konteks lain, penggunaan istilah "naskah" tidak semata untuk sesuatu yang ditulis tangan.
Dalam penerbitan buku, majalah, dan musik, naskah berarti salinan asli karya yang ditulis oleh seorang pengarang atau komponis. Dalam perfilman dan teater, naskah berarti teks pemain drama, yang digunakan oleh perusahaan teater atau kru film saat dibuatnya pertunjukan atau pembuatan film.
Lihat pula
- perpustakaan, tempat penyimpanan (umum) buku
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.
Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).
Referensi
- Casson, Lionel. Libraries in the Ancient World. New Haven, Connecticut: Yale University Press, 2001.
- Lerner, Fred. The Story of Libraries: From the Invention of Writing to the Computer Ages. New York: The Continuum Publishing Company, 1998.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia.
Pranala luar
- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
- Libraries : Frequently Asked Questions
- LibLinks - Directory of library resource links organized by US states
- Private Libraries in Ancient Rome
- International Federation of Library Associations and Institutions
- Professional Library Associations
Komentar