FAKTOR PREDISPOSISI PERSALINAN LAMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian maternal dan angka kematian perinatal (Manuaba, 1998:151). Angka kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi disebabkan oleh dua hal penting yang memerlukan perhatian khusus, yaitu terjadinya partus terlantar yang menjadi penyebab utama angka kematian maternal dan kematian perinatal, dan terlambatnya melakukan rujukan (Manuaba, 53).
Angka Kematian Ibu (AKI) didunia berdasarkan data WHO tahun 2003 didapatkan bahwa dalam setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses kehamilan dan persalinannya. Partus lama rata-rata didunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%.
Data Badan Pusat Statistik 2005 menunjukkan secara nasional 265 per 10.000 kelahiran hidup. Jadi, tiap tiap jam ada satu ibu yang meninggal karena persalinan dan kehamilan. Ini jauh lebih daripada negara tetangga sebanyak (126/100.000), Malaysia (39/100.000) dan Singapura (6/100.000). Penyebab langsung AKI adalah perdarahan, eklampsi,infeksi, partus macet.
Di Indonesia AKI tahun 2003 mengalami penurunan dari tahun 2002 yakni 373 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Jambi, 2004 : 26).
Sedangkan AKI Prorvinsi Jambi secara konsisten digunakan angka proyeksi dari tahun 2000 itu 219,8 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002 sama dengan tahun sebelumnya, sedangkan tahun 2004 AKI Provinsi Jambi 215,8 per 100.000 kelahiran hidup, sama dengan tahun sebelumnya. Ini berarti Provinsi Jambi masih di bawah angka Nasional. Di Kabupaten Merangin pada tahun 2006 memiliki jumlah kematian ibu hamil 4 orang, ibu bersalin 8 orang, jadi jumlah kematian di Kabupaten Merangin sebanyak 12 orang (Dinkes Provinsi Jambi, 2006 : 30).
Diketahui perdarahan, eklampsia, dan infeksi merupakan penyebab utama kematian ibu dan 40-60% kematian ibu di sebabkan oleh perdarahan. Sementara itu secara teoris diketahui, partus lama merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan, sehingga partus lama dapat dilihat sebagai salah satu faktor risiko kematian ibu.
Persalinan lama atau persalinan kasep merupakan masalah besar di Indonesia karena pertolongan di daerah pedesaan masih banyak dilakukan oleh dukun. Persalinan lama adalah persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida dan atau 18 jam bagi multigravida, dan disertai komplikasi ibu dan janin. Penyebab persalinan lama atau kasep adalah kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan, terjadi ketidakseimbangan sefalopelvik, pimpinan persalinan yang salah, dan primi tua primer atau sekunder (Manuaba, 1998 : 292).
Adapun sebab lain adalah ibu dengan umur terlalu muda kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, ketidakseimbangan antara panggul dan bagian terendah sering dijumpai pada ibu dengan tinggi badan kurang dari 150 cm yang mengakibatkan persalinan lama (Manuaba, 1999:175)
Pada primigravida dalam rangkaian kasus Friedman, lama rata-rata fase aktif adalah 5.8 jam dan batas normal sebelah atasnya adalah 12 jam. Kecepatan dilatasi cervix berkisar dari 1.2 hingga 6.8 cm per jam.Kecepatan dibawah 1.2 cm per jam adalah kecepatan di bawah normal dan menunjukkan adanya persalinan disfungsional. Pada multipara, lama rata-rata fase aktif adalah 2.5 jam, dengan batas normal sebelah atas pada 6 jam. Kecepatan dilatasi cervix yang kurang dari 1.5 per jam merupakan keadaan abnormal. Beberapa predisposisi faktor resiko meliputi ibu bertubuh kecil dengan kecurigaan bayi besar, diabetes maternal atau bayi makrosomik (Oxorn, 1990:616).
Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi perdarahan postpartum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cidera dan asfeksia yang dapat meningkatkan kematian bayi.( Royston, 1994:78)
Berdasarkan data Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko diketahui bahwa antara tahun 2006 sampai dengan 2009 diantara ….. persalinan yang dilayani, ditemukan ……. kasus (……) partus lama.Ini menunjukkan kasus partus lama di RSD Kol. Abundjani Bangko ………..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan temuan kasus partus lama sebanyak ….. kasus diantara …… responden di RSD Kol. Abundjani Bangko tersebut dan kaitannya dengan tinjauan teoritis faktor risiko partus lama, masalah yang dirumuskan adalah …………… temuan kasus partus lama di RSD Kol. Abundjani Bangko.
Berdasarkan masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang timbul adalah apakah ada hubungan umur, paritas dan berat janin dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama di RSD Kol. Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran umur ibu dengan partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 - 2009.
b. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu dengan partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009
c. Untuk mengetahui gambaran berat janin dengan partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 - 2009.
d. Untuk mengetahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
e. Untuk mengetahui hubungan antara paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
f. Untuk mengetahui hubungan antara berat janin dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Rumah Sakit
Dengan diketahuinya faktor risiko kejadian partus lama diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam upaya penyuluhan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan diketahuinya faktor risiko dan proses pelayanan klinik diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam penyusunan kegiatan praktik klinik kebidanan.
c. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peneliti dalam penyelenggaraan penelitian.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini adalah jenis penelitian case control yang bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan ……...
3. Objek/Sampel
Semua data rekam medik pasien rawat inap dengan kasus partus lama periode tahun 2006 – 2009.
4. Cara
Penelitian ini dengan menganalisa data yang ada di rekam medik.
5. Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang sedang hamil atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilannya, tanpa memandang lama dan lokasi kehamilan.Kematian tersebut disebabkan oleh berbagai penyebab yang berhubungan dengan kehamilan atau diperburuk oleh kehamilan atau penatalaksanaannya, tetapi bukan akibat kecelakaan atau secara kebetulan (Royston 1994:4).
B. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998:156).
Menurut Manuaba (1998:156) bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
Menurut Manuaba (1998) proses persalinan terdiri dari empat kala yaitu:
1. Kala pembukaan
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu:
a. Fase laten : pembukaan servik berlangsung lambat yaitu selama 7 – 8 jam, pembukaan 3 cm.
b. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi 3 subfase :
1. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2. Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
3. Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
2. Kala pengeluaran janin
His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira – kira 2 – 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pad rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepela janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Kala II pada primi : 1 1/2 – 2 jam, pada multi ½ - 1 jam.
3. Kala pengeluaran uri
Dalam waktu 5 – 1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira – kira 100 – 200cc.
4. Kala pengawasan
Kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah:
Persalinan Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Kala IV - -
14 ½ jam 7 ¾ jam
C. Partus Lama
1. Definisi
Partus lama adalah: Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi, dan lebih dari 18 jam pada multi (Mochtar, 1998:384).
Menurut Harjono partus kasep adalah: merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala-gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan (KJDK) (Mochtar, 1998: 384).
Partus terlantar adalah: Persalinan yang sedang berlangsung disertai penyulit pada ibunya atau janin dalam rahimnya (Manuaba, 1999: 175).
2. Etiologi
Menurut Mochtar, 1998:385, Adapun Faktor-faktor penyebab Partus Lama adalah:
a. Kelainan letak janin
b. Kelainan-kelainan panggul
c. Kelainan his
d. Pimpinan partus yang salah
e. Janin besar atau ada kelainan Kongenital
f. Primitua
g. Perut gantung, grandemulti
h. Ketuban pecah dini
3. Gejala Klinik (Mochtar, 1998: 38)
a. Pada Ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat, dan meteorismus.
b. Pada Janin
1) Denjut jantung janin cepat/ hebat/ tidak teratur bahkan negatip, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
2) Kaput suksedaneum yang besar
3) Moulage kepala yang hebat
4) Kematian janin dalam kandungan
5) Kematian janin intra partal
4. Penyebab Persalinan Lama
a. Respon stress
Respon stress dapat dipicu oleh faktor eksternal seperti rangsang lingkungan negatif memasuki ruang persalinan cahaya terang, kebisingan, asing, tidak adanya privasi atau tidak adanya dukungan dari pemberi asuhan selama persalinan (Chapman, 2006: 92)
b. Presentasi / Posisi Janin
Malpresentasi dapat terjadi ketika bayi mengalami presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang. Malposisi biasanya dikaitkan dalam posisi verteks yang sulit (kepala defleksi atau tengadah) (Chapman, 2006: 93).
c. Disproporsi Sefalo Pelvik
Disproporsi Sefalopelvik bisa sulit untuk diagnosis, pelvimetri bukan indikator yang reliabel tentang keadekuatan pelvis (Hofmeyr, 2000). Beberapa predisposisi faktor risiko meliputi ibu bertubuh kecil dengan kecurigaan bayi besar, diabetes maternal atau makrosomik (Chapman, 2006 : 94)
d. Pembatasan Mobilitas dan postur semi rekumben (Chapman, 2006:94).
1. Penurunan kadar sirkulasi oksitosin alamiah.
2. Berefek buruk terhadap kontraksi dan juga kemajuan persalinan mengakibatkan rata- rata persalinan lama.
3. Peningkatan penggunaan oksitoksik untuk augmentasi.
4. Posisi telentang dapat berakibat kala dua persalinan memanjang.
5. Ibu merasakan kontraksi lebih menyakitkan pada kala dua bila berbaring telentang.
e. Puasa ketat
Puasa ketat pada persalinan dapat mengakibatkan persalinan lama, diagnosis distosia, dan sederetan intervensi yang berkulminasi pada kelahiran sesar (Chapman, 2006:94).
f. Analgesia
Analgesia epidural menurunkan kadar oksitosin alamiah dan merelakskan otot dasar pelvis yang normalnya keras. Bentuk penghilang nyeri ini berhubungan dengan penurunan kontraksi dan peningkatan penggunaan oksitosin intravena (Chapman, 2006: 94).
g. Penyebab fisik lebih jarang
Fisik persalinan lama lebih jarang meliputi anomali pelvis dan masalah serviks.Anomali pelvis terjadi pada ibu yang pernah mengalami fraktur pelvis atau mengalami masalah berat badan, seperti pada amputasi tungkai, spina bifida, cedera tulang belakang, dsb (Chapman, 2006: 95).
5. Bahaya partus lama.
1) Bagi ibu
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya cidera terus meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan : resiko tersebut naik dengan cepat setelah 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu (Oxorn, 1990: 616).
2) Bagi janin
Semakin lama persalinan, semakin tinggi mortalitas janin dan semakin sering terjadi keadaan berikut: aspehyxia akibat lama itu sendiri, trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin, cedera akibat tindakan ekstrasi dan rotasi dengan forceps yang sulit, pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran (Oxorn, 1990: 616).
6. Penanganan
1) Memberikan rehidrasi dan infus cairan pengganti.
2) Memberikan perlindungan antibiotika-antipiretika
3) Mengantar penderita , sehingga dapat memberikan keterangan atau memberikan keterangan tertulis.
4) Intervensi medis lainnya tidak perlu dilakukan sebab kemungkinan akan menambah bahaya ibu maupun janin dalam rahim (Manuaba, 1998: 293).
C. Faktor Risiko Partus Lama
1. Umur.
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan penyelidikan epidemiologi. Angka – angka kesakitan maupun kematian hampir semua menunjukkan hubungan dengan umur (Notoatmodjo, 2003 : 15).
Kehamilan dan persalinan diluar kurun waktu reproduksi yang sehat memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, ini dapat terjadi pada kelompok umur di bawah 20 tahun dan pada kelompok umur di atas 35 tahun. Risikonya 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat yaitu pada umur 20-34 tahun (Mochtar, 1998 : 192).
Umur ibu yang terlalu muda kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat menyebabkan partus lama.(Manuaba, 1999:175)
Umur ibu memiliki kontribusi terhadap terjadinya partus lama. Umur dianggap penting karena ikut menentukan prognosa dalam persalinan karena dapat mengakibatkan kesakitan baik pada ibu janin. Informasi kesehatan yang cukup terutama pada ibu-ibu hamil, diharapkan akan dapat merubah perilaku yang kurang baik ke pola perilaku hidup sehat. Umur ibu yang terlalu muda atau tua dianggap penting karena ikut menentukan prognosa persalinan karena dapat membawa risiko.Ini berarti bahwa dengan umur <20 tahun atau >35 tahun memiliki resiko mengalami partus lama 1,766 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan umur 20-35 tahun tapi tidak bermakna secara statistik (Http:Newparadgmapublichealth.go.id).
2. Paritas
Paritas adalah keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan (Pamoentjak,2000).
Defenisi paritas lainya adalah status melahirkan anak pada seorang wanita (Farrer,Helen, 2001 : 15).
Bisa juga yang dimaksud paritas adalah jumlah kehamilan dari seseorang yang bayinya berhasil hidup, perlu dicatat bahwa graviditas dan paritas mengacu pada jumlah kehamilan bukan bayi atau janin yang dilahirkan (Hacker, Moore, 2001 : 27).
Yang dimaksud dengan primigravida adakah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi yang viable untuk kedua kalinya atau lebih ( Ferrer,Helen, 2001 : 15).
Paritas adalah jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas variable dan telah dilahirkan, tanpa mengingat jumlah anaknya, kelahiran kembar 3 hanya dihitung satu paritas (Oxorn, 2003: 58).
Ibu yang mempunyai faktor risiko mengalami partus lama adalah ibu dengan paritas 1 dibanding ibu yang mempunyai paritas >1 (Http://Newparadgmapublichealth.go.id)
3. Berat janin
Berat janin adalah berat rata – rata bayi aterm normal sekitar 3500 gram (Farer, 2001: 177). Risiko berat janin terhadap kejadian partus lama, ini berarti bahwa ibu yang memiliki janin yang berat >3500 gram memiliki risiko mengalami partus lama lebih besar dibandingkan dengan ibu yang berat janinnya < 3500 gram tapi tidak bermakna secara statistik. Ini terjadi diduga karena ukuran tinggi badan ibu cenderung lebih tinggi sehinnga ukuran panggulnya juga besar. Besarnya janin hanya setengah dari suatu persamaan, tetapi lainnya adalah ukuran dari tulang-tulang panggul (Http://Newparadgmapublichealth.go.id).
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Pada kerangka konsep yang mengacu pada tinjauan pustaka faktor yang berhubungan dengan partus lama adalah disproporsi fetopelvik, malpresentasi dan malposisi, ketuban pecah dini, umur, paritas dan berat janin.
Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penulis tidak mengambil keseluruhan variabel, melainkan hanya beberapa variabel yaitu umur, paritas dan berat janin.
Untuk lebih jalasnya kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
B. Definisi Operasional
1. Umur
Adalah usia ibu pada saat Partus Lama.
Cara ukur : Melakukan pemeriksaan data rekam medik.
Alat ukur : Data Rekam Medik
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Tidak berisiko (20-35 tahun)
Berisiko (<20 tahun atau >35 tahun)
2. Paritas
Adalah jumlah kelahiran terdahulu pada ibu dengan kasus partus lama tanpa melihat jumlah anak yang dilahirkan nya dan sesuai dengan data rekam medik.
Cara ukur : Melakukan pameriksaan data rekam medik
Alat ukur : Data Rekam Medik
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Paritas 1 = Berisiko
Paritas > 1 = Kurang berisiko
3. Berat janin
Adalah berat rata – rata bayi aterm normal sekitar 3500 gram.
Cara ukur : Melakukan pemeriksaan data rekam medik
Alat ukur : Data Rekam Medik
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Berisiko ( ≥ 3500 gram)
Tidak Berisiko (< 3500 gram)
C. Hipotesa
1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian partus lama di RSD Kol.Abundjani Bangko Tahun 2006-2009
2. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian partus lama di RSD Kol Abundjani Bangko Tahun 2006-2009
3. Ada hubungan antara berat janin dengan kejadian partus lama di RSD.Kol Abundjani Bangko Tahun 2006-2009
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik menggunakan rancangan ………… Menggunakan rancangan ……………..l, didasarkan atas pertimbangan :
Data dikumpulkan dengan pendekatan retrospektif, meliputi variabel independen (kasus partus lama) dan beberapa variabel dependen dari tahun 2006 – 2009. Penggunaan …………l pada penelitian ini disebabkan oleh kecilnya jumlah kasus partus lama.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005:79). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu bersalin di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2006 – 2009 yang berjumlah …….. ibu bersalin.
2. Sampel
1. Besar Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus:
n1 : n2 1,960 / 2 + 0,842 √ 2/3 x 1/3 2 = 76
2/3 – 1/2
Dengan rumus ini digunakan perbandingan antara kasus dan kontrol ……… dengan sampel minimal yang dperlukan 76 untuk kasus dan …… untuk kontrol, karena jumlah kasus yang demikan labih dari sampel minimal yakni sebanyak…….. kasus, maka untuk meningkatkan power penelitian, jumlah kasus yang dijadikan sample sebanyak …… kasus dan untuk jumlah sampel kontrol ditingkatkan dengan menggunakan rasio antara kasus dengan kontrol 1 : 3 (Mahfudin, 2007:148).
Dengan demikian sampel pada penelitian ini adalah sebanyak ……, terdiri dari ….. kasus dan …… kontrol.
2. Teknik Sampling
Untuk kepentingan pengambilan sampel dikaitkan dengan desain dan tujuan penelitian, dilakukan dengan pemilihan kasus partus lama dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1) Pemilihan kasus partus lama didalam populasi.
2) Pengambilan kasus sebanyak ….kasus partus lama secara random diantara 86 kasus populasi kasus partus lama.
3) Pengambilan kontrol sebanyak …… secara random diantara ……. populasi kontrol.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSD Kol. Abundjani Bangko yang akan dilaksanakan pada bulan ………….2010
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan adalah data rekam medik RSD Kol. Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009..
E. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Pengumpulan data dilaksanakan mulai tanggal ………… di ruang rekam medik Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko.
F. Pengolahan Data
Setelah mengumpulkan data sekunder sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan, maka dilakukan pengolahan data dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Observasi
Mengamati status pasien yang menderita partus lama selama taun 2006 sampai tahun 2009 untuk mendapatkan data umur, paritas, dan berat janin.
2. Reduplikasi
Menyalin kembali semua data yang didapatkan dari status pasien dengan partus lama pada ibu bersalin.
3. Tabulasi
Menyajikan hasil observasi dalam bentuk tabel sebagai hasil penelitian sehingga memudahkan untuk menganalisa data.
4. Coding
Pemberian tanda kode setiap data yang ada.
5. Editing
Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh.
6. Entry
Data yang telah diperiksa dimasukkan ke dalam program computer untuk mempermudah pencarian kembali apabila diperlukan.
7. Clearing
Dilakukan untuk memastikan keseluruhan data yang telah dimasukkan dan tidak terdapat kesalahan dalam memasukkan data sehingga siap di analisis
G. Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini yang digunakan adalah analisa data univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian biasanya hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel. Sedangkan analisa bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga mempunyai hubungan atau berkolerasi. Uji statistik yang digunakan adalag Chai Square dengan rumus :
X2 = ∑ ( fo - fh ) 2
fh
Dengan keerangan :
X 2 : Koefisien Kontingensi
fo : Frekuensi data yang diperoleh berdasarkan data.
fh : Frekuensi yang diharapkan
Derajat bebas memegang peranan penting untuk menggunkan tabel :
Derajat bebas : (r – 1 ) ( c – 1 )
Dimana : r = jumlah baris
c = jumlah kolom
Kriteria penolakan dan penerimaan Ho
Tolak Ho bila, X2 hitung > X2 tabel.
Terima Ho bila, X2 hitung < X2 tabel.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Kasus Partus Lama
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa jumlah kasus partus lama di rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 adalah sebanyak 86 kasus,dengan jumlah kasus pertahun terlihat pada 5.1 berikut:
Tabel 5. 1
Jumlah kasus partus lama di RSD Kolonel Abundjani
Bangko Tahun 2004-2007
No Tahun Jumlah
1
2
3
4 2004
2005
2006
2007 42
20
17
07
Jumlah 86
Dari tabel diatas menunjukan adanya kecendrungan penurunan jumlah kasus molahidatidosa, yakni dari 42 kasus pada tahun 2004 menurun menjadi 7 kasus pada tahun 2007.
2. Umur Ibu Bersalin
Dari 304 orang sampel ibu bersalin ditemukan sebagian besar ( 34,5%) berada pada usia 20-35 tahun, sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5. 2
Distribusi Umur Ibu Bersalin Berdasarkan Kategori umur
No
Umur Jumlah
N %
1
2
3 < 20
20 - 35
> 35 102
105
97 33,6
34,5
31,9
Jumlah 304 100
3. Paritas Ibu Bersalin
Paritas dari 304 orang ibu bersalinditemukan sebagian besar ( ) berada pada paritas. Sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5. 3
Distribusi Paritas Ibu Bersalin Berdasarkan Kategori Paritas
No Paritas Jumlah
n %
1
2 1
>1 189
115 62,2
37,8
Jumlah
B. Karakteristik responden/Subjek
1. Hubungan Umur ibu dengan kejadian melahirkan di RSD Kolonel Abundjani Bangko.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa, proporsi kejadian partus lama
Tabel 5. 4
Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Partus Lama di RSD Kolonel Abundjani Bangko sebagaimana terlihat pada tabel berikut
No
n
Kasus Kontrol
n %
Jumlah
2. Hubungan status ekonomi dengan kejadian molahidatidosa di RSD Kolonel Abundjani Bangko.
Tabel 5.5
Hubungan Paritas dengan kejadian partus lama
di RSD Kolonel Abundjani Bangko.
No Molahidatidosa
Jumlah
N
Kasus Kontrol
N %
Jumlah
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan dua pokok bahasan, yang pertama tentang keterbatasan penelitian, yang kedua hasil penelitian tentang factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Molahidatidosa dilihat dari umur dan paritas di rumah sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko.
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan case control untuk melihat gambaran dan hubungan umur, dan paritas tahun 2007 delngan kejadian Partus lama di rumah sakit daerah colonel Abundjani bangko.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober tahun 2007 menggunakan data sekunder dengan melihat data berupa lest pasien di Rekam Medik RSD Kolonel Abundjani Bangkosesuai dengan variable yang ditentukan.
Secara teoritis terdapat banyak factor yang mempengaruhi terjadinya Partus lama yaitu Respon stress, persentasi atau posisi janin disproporsi sefalo pelvic pembatasan mobilitas dan postur semi rekumben, puasa ketat analgesia, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, paritas dengan kejadian Partus lama
B. Pembahsan Hasil Penelitian
1. Partus lama
Pada penelitian ini ditemukan 86 kasus Partus lama ( ) dari ibu yang melahirkan di RSD Kolonel Abpundjani Bangko tahun 2004 – 2007.
Data dari pusat statistic 2005 menunjukkan secara nasional 265 per 10.000 kelahiran hidup, jadi, tiap-tiap jam ada satu ibu yang meninggal karena persalinan dan kehamilan. Ini jauh lebih daripada Negara tetangga sebanyak (126/100.000), Malaysia (39/100. 000) dan singa pura (6/100.000) penyebab lansung AKI adalah pendarahan, eklampsi, infeksi, Fartus Macet.
2. Hubungan umur ibu dengan kejadian Partus lama
Hasil analisis menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian Partus lama, hal ini sesuai denga teori Prawirohardjo 2002 yang menyetakan baha umur < 20 dan > 35 tahun mempunyai resiko terhadap kejadian Partus lama, umur ibu saat melahirkan merupakan salah satu factor resiko kematian maternal dan perinatal, menurut Winkjosastro ( 1999:23) Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada umur < 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
Kkehamilan dan persalinan diluar kurun aktu reproduksi yang sehat memiliki resiko kematian yang lebih tinggi, ini dapat terjadi pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan pada kelompok umur diatas 35 tahun, resikonya 3 kali lebih tinggi dari kelompok repeoduksi sehat yaitu pada umur 20-34 tahun (Mochtar :192)
Umur ibu memiliki kontribusi terhadap terjadinya Partus lama umur di angap penting karma ikut menentukan prongnosa dalam persalinan karena dapat mengekibatkan kesakitan baik pada ibu dan janin, informasi kesehatan yang cukup terutama pada ibu-ibu hamil, diharapkan agar dapat merubah prlaku yang kurang baik kepola prilaku hidup sehat, umur ibu yang terlalu muda atau tua di anggap penting karena iku menentukan prognosa persalinan karena dapat membawa resiko, ini berarti dengan umur < 20 tahun atau > 35 tahun dapat memiliki resiko mengalami Partus lama, 1. 766 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu umur 20-35 tahun tapi tidak bermakna secara statistic (Http: NewParadgmapublichealth. Go.id)
3. Hubungan ibu dengan kejadian Partus lama
Hasil analisis menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian partus lama, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan paritas lebih menyatakan dari 3 mempunyai resiko terhadap kajadian partus lama ( Prawirohardjo 2002;341)
Paritas menunjukan jumlah kehamilan yang mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan tanpa mengingat jumlah anaknya (Oxorn, 2003)
Pada primigravida dalam rangkaian kasus Friedman, lama rata-rata fase aktif adalah 5,8 jam dan batas normal sebelah atasnya adalah 12 hinga 6,8 cm /jam, dibawah 1.2 cm per jam adalah , kecepatan di bawah normal dan menunjukan adanya persalinan disfungsional. Pada multipara, lama rata-rata fase aktif adalah 2,5 jam, dengan batas normal sebelah atas pada 6 jam, kecepatan dilandasi cervix yang kurang dari 1, 5 per jam merupakan keadaan abnormal. Beberapa predisposisi factor resiko meliputi ibu bertubuh kecil dengan kecurigan bayi besar, diebaetes marernal atau bayi makrosomik ( Oxom, 1999:616).
H. Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini yang digunakan adalah analisa data univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian biasanya hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel. Sedangkan analisa bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga mempunyai hubungan atau berkolerasi. Uji statistik yang digunakan adalag Chai Square dengan rumus :
X2 = ∑ ( fo - fh ) 2
fh
Dengan keerangan :
X 2 : Koefisien Kontingensi
fo : Frekuensi data yang diperoleh berdasarkan data.
fh : Frekuensi yang diharapkan
Derajat bebas memegang peranan penting untuk menggunkan tabel :
Derajat bebas : (r – 1 ) ( c – 1 )
Dimana : r = jumlah baris
c = jumlah kolom
Kriteria penolakan dan penerimaan Ho
Tolak Ho bila, X2 hitung > X2 tabel.
Terima Ho bila, X2 hitung < X2 tabel.
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky,2006
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, EGC, Jakarta: xxi +502 hlm.
Dinas Kesehatan Profinsi Jambi tahun 2006.
Profil Kesehatan Profinsi Jambi tahun 2006.
Farrer, Helen, 2001
Perawatan Maternal (Maternity Care), EGC,Jakarta : vii + 267 hlm.
Manuaba, Ida Bagus Gede,1998
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta ;:ii + 507 hlm.
Manuaba ,Ida Bagus Gede, 1999
Memahami Kesehatan Repsoduksi Wanita. Jakarta : vii + 174 hlm.
Mochtar, Rustam,1998
Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi jilid 1, EGC, Jakarta : ix + 453 hlm.
Notoatmojo, Soekidjo,2003
Prinsip_Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyaeakat, Rineka Cipta, Jakarta.
Oxorn, Harry, 2003
Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan Human Labor and Birth, Yayasan Essenito, Jakarta : ii + 707
WHO, 1994
Preventing Maternal Deaths (Pencegahan Kematian Ibu Hamil),Erika Royston, Jakarta ;xiv+249 hlm.
Avaible at http://Newparadgmapublichealth.go.id
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian maternal dan angka kematian perinatal (Manuaba, 1998:151). Angka kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi disebabkan oleh dua hal penting yang memerlukan perhatian khusus, yaitu terjadinya partus terlantar yang menjadi penyebab utama angka kematian maternal dan kematian perinatal, dan terlambatnya melakukan rujukan (Manuaba, 53).
Angka Kematian Ibu (AKI) didunia berdasarkan data WHO tahun 2003 didapatkan bahwa dalam setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses kehamilan dan persalinannya. Partus lama rata-rata didunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%.
Data Badan Pusat Statistik 2005 menunjukkan secara nasional 265 per 10.000 kelahiran hidup. Jadi, tiap tiap jam ada satu ibu yang meninggal karena persalinan dan kehamilan. Ini jauh lebih daripada negara tetangga sebanyak (126/100.000), Malaysia (39/100.000) dan Singapura (6/100.000). Penyebab langsung AKI adalah perdarahan, eklampsi,infeksi, partus macet.
Di Indonesia AKI tahun 2003 mengalami penurunan dari tahun 2002 yakni 373 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Jambi, 2004 : 26).
Sedangkan AKI Prorvinsi Jambi secara konsisten digunakan angka proyeksi dari tahun 2000 itu 219,8 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002 sama dengan tahun sebelumnya, sedangkan tahun 2004 AKI Provinsi Jambi 215,8 per 100.000 kelahiran hidup, sama dengan tahun sebelumnya. Ini berarti Provinsi Jambi masih di bawah angka Nasional. Di Kabupaten Merangin pada tahun 2006 memiliki jumlah kematian ibu hamil 4 orang, ibu bersalin 8 orang, jadi jumlah kematian di Kabupaten Merangin sebanyak 12 orang (Dinkes Provinsi Jambi, 2006 : 30).
Diketahui perdarahan, eklampsia, dan infeksi merupakan penyebab utama kematian ibu dan 40-60% kematian ibu di sebabkan oleh perdarahan. Sementara itu secara teoris diketahui, partus lama merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan, sehingga partus lama dapat dilihat sebagai salah satu faktor risiko kematian ibu.
Persalinan lama atau persalinan kasep merupakan masalah besar di Indonesia karena pertolongan di daerah pedesaan masih banyak dilakukan oleh dukun. Persalinan lama adalah persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida dan atau 18 jam bagi multigravida, dan disertai komplikasi ibu dan janin. Penyebab persalinan lama atau kasep adalah kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan, terjadi ketidakseimbangan sefalopelvik, pimpinan persalinan yang salah, dan primi tua primer atau sekunder (Manuaba, 1998 : 292).
Adapun sebab lain adalah ibu dengan umur terlalu muda kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, ketidakseimbangan antara panggul dan bagian terendah sering dijumpai pada ibu dengan tinggi badan kurang dari 150 cm yang mengakibatkan persalinan lama (Manuaba, 1999:175)
Pada primigravida dalam rangkaian kasus Friedman, lama rata-rata fase aktif adalah 5.8 jam dan batas normal sebelah atasnya adalah 12 jam. Kecepatan dilatasi cervix berkisar dari 1.2 hingga 6.8 cm per jam.Kecepatan dibawah 1.2 cm per jam adalah kecepatan di bawah normal dan menunjukkan adanya persalinan disfungsional. Pada multipara, lama rata-rata fase aktif adalah 2.5 jam, dengan batas normal sebelah atas pada 6 jam. Kecepatan dilatasi cervix yang kurang dari 1.5 per jam merupakan keadaan abnormal. Beberapa predisposisi faktor resiko meliputi ibu bertubuh kecil dengan kecurigaan bayi besar, diabetes maternal atau bayi makrosomik (Oxorn, 1990:616).
Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi perdarahan postpartum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cidera dan asfeksia yang dapat meningkatkan kematian bayi.( Royston, 1994:78)
Berdasarkan data Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko diketahui bahwa antara tahun 2006 sampai dengan 2009 diantara ….. persalinan yang dilayani, ditemukan ……. kasus (……) partus lama.Ini menunjukkan kasus partus lama di RSD Kol. Abundjani Bangko ………..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan temuan kasus partus lama sebanyak ….. kasus diantara …… responden di RSD Kol. Abundjani Bangko tersebut dan kaitannya dengan tinjauan teoritis faktor risiko partus lama, masalah yang dirumuskan adalah …………… temuan kasus partus lama di RSD Kol. Abundjani Bangko.
Berdasarkan masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang timbul adalah apakah ada hubungan umur, paritas dan berat janin dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama di RSD Kol. Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran umur ibu dengan partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 - 2009.
b. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu dengan partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009
c. Untuk mengetahui gambaran berat janin dengan partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 - 2009.
d. Untuk mengetahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
e. Untuk mengetahui hubungan antara paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
f. Untuk mengetahui hubungan antara berat janin dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Rumah Sakit
Dengan diketahuinya faktor risiko kejadian partus lama diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam upaya penyuluhan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan diketahuinya faktor risiko dan proses pelayanan klinik diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam penyusunan kegiatan praktik klinik kebidanan.
c. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peneliti dalam penyelenggaraan penelitian.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini adalah jenis penelitian case control yang bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan ……...
3. Objek/Sampel
Semua data rekam medik pasien rawat inap dengan kasus partus lama periode tahun 2006 – 2009.
4. Cara
Penelitian ini dengan menganalisa data yang ada di rekam medik.
5. Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang sedang hamil atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilannya, tanpa memandang lama dan lokasi kehamilan.Kematian tersebut disebabkan oleh berbagai penyebab yang berhubungan dengan kehamilan atau diperburuk oleh kehamilan atau penatalaksanaannya, tetapi bukan akibat kecelakaan atau secara kebetulan (Royston 1994:4).
B. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998:156).
Menurut Manuaba (1998:156) bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
Menurut Manuaba (1998) proses persalinan terdiri dari empat kala yaitu:
1. Kala pembukaan
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu:
a. Fase laten : pembukaan servik berlangsung lambat yaitu selama 7 – 8 jam, pembukaan 3 cm.
b. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi 3 subfase :
1. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2. Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
3. Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
2. Kala pengeluaran janin
His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira – kira 2 – 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pad rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepela janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Kala II pada primi : 1 1/2 – 2 jam, pada multi ½ - 1 jam.
3. Kala pengeluaran uri
Dalam waktu 5 – 1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira – kira 100 – 200cc.
4. Kala pengawasan
Kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah:
Persalinan Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Kala IV - -
14 ½ jam 7 ¾ jam
C. Partus Lama
1. Definisi
Partus lama adalah: Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi, dan lebih dari 18 jam pada multi (Mochtar, 1998:384).
Menurut Harjono partus kasep adalah: merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala-gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan (KJDK) (Mochtar, 1998: 384).
Partus terlantar adalah: Persalinan yang sedang berlangsung disertai penyulit pada ibunya atau janin dalam rahimnya (Manuaba, 1999: 175).
2. Etiologi
Menurut Mochtar, 1998:385, Adapun Faktor-faktor penyebab Partus Lama adalah:
a. Kelainan letak janin
b. Kelainan-kelainan panggul
c. Kelainan his
d. Pimpinan partus yang salah
e. Janin besar atau ada kelainan Kongenital
f. Primitua
g. Perut gantung, grandemulti
h. Ketuban pecah dini
3. Gejala Klinik (Mochtar, 1998: 38)
a. Pada Ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat, dan meteorismus.
b. Pada Janin
1) Denjut jantung janin cepat/ hebat/ tidak teratur bahkan negatip, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
2) Kaput suksedaneum yang besar
3) Moulage kepala yang hebat
4) Kematian janin dalam kandungan
5) Kematian janin intra partal
4. Penyebab Persalinan Lama
a. Respon stress
Respon stress dapat dipicu oleh faktor eksternal seperti rangsang lingkungan negatif memasuki ruang persalinan cahaya terang, kebisingan, asing, tidak adanya privasi atau tidak adanya dukungan dari pemberi asuhan selama persalinan (Chapman, 2006: 92)
b. Presentasi / Posisi Janin
Malpresentasi dapat terjadi ketika bayi mengalami presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang. Malposisi biasanya dikaitkan dalam posisi verteks yang sulit (kepala defleksi atau tengadah) (Chapman, 2006: 93).
c. Disproporsi Sefalo Pelvik
Disproporsi Sefalopelvik bisa sulit untuk diagnosis, pelvimetri bukan indikator yang reliabel tentang keadekuatan pelvis (Hofmeyr, 2000). Beberapa predisposisi faktor risiko meliputi ibu bertubuh kecil dengan kecurigaan bayi besar, diabetes maternal atau makrosomik (Chapman, 2006 : 94)
d. Pembatasan Mobilitas dan postur semi rekumben (Chapman, 2006:94).
1. Penurunan kadar sirkulasi oksitosin alamiah.
2. Berefek buruk terhadap kontraksi dan juga kemajuan persalinan mengakibatkan rata- rata persalinan lama.
3. Peningkatan penggunaan oksitoksik untuk augmentasi.
4. Posisi telentang dapat berakibat kala dua persalinan memanjang.
5. Ibu merasakan kontraksi lebih menyakitkan pada kala dua bila berbaring telentang.
e. Puasa ketat
Puasa ketat pada persalinan dapat mengakibatkan persalinan lama, diagnosis distosia, dan sederetan intervensi yang berkulminasi pada kelahiran sesar (Chapman, 2006:94).
f. Analgesia
Analgesia epidural menurunkan kadar oksitosin alamiah dan merelakskan otot dasar pelvis yang normalnya keras. Bentuk penghilang nyeri ini berhubungan dengan penurunan kontraksi dan peningkatan penggunaan oksitosin intravena (Chapman, 2006: 94).
g. Penyebab fisik lebih jarang
Fisik persalinan lama lebih jarang meliputi anomali pelvis dan masalah serviks.Anomali pelvis terjadi pada ibu yang pernah mengalami fraktur pelvis atau mengalami masalah berat badan, seperti pada amputasi tungkai, spina bifida, cedera tulang belakang, dsb (Chapman, 2006: 95).
5. Bahaya partus lama.
1) Bagi ibu
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya cidera terus meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan : resiko tersebut naik dengan cepat setelah 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu (Oxorn, 1990: 616).
2) Bagi janin
Semakin lama persalinan, semakin tinggi mortalitas janin dan semakin sering terjadi keadaan berikut: aspehyxia akibat lama itu sendiri, trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin, cedera akibat tindakan ekstrasi dan rotasi dengan forceps yang sulit, pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran (Oxorn, 1990: 616).
6. Penanganan
1) Memberikan rehidrasi dan infus cairan pengganti.
2) Memberikan perlindungan antibiotika-antipiretika
3) Mengantar penderita , sehingga dapat memberikan keterangan atau memberikan keterangan tertulis.
4) Intervensi medis lainnya tidak perlu dilakukan sebab kemungkinan akan menambah bahaya ibu maupun janin dalam rahim (Manuaba, 1998: 293).
C. Faktor Risiko Partus Lama
1. Umur.
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan penyelidikan epidemiologi. Angka – angka kesakitan maupun kematian hampir semua menunjukkan hubungan dengan umur (Notoatmodjo, 2003 : 15).
Kehamilan dan persalinan diluar kurun waktu reproduksi yang sehat memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, ini dapat terjadi pada kelompok umur di bawah 20 tahun dan pada kelompok umur di atas 35 tahun. Risikonya 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat yaitu pada umur 20-34 tahun (Mochtar, 1998 : 192).
Umur ibu yang terlalu muda kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat menyebabkan partus lama.(Manuaba, 1999:175)
Umur ibu memiliki kontribusi terhadap terjadinya partus lama. Umur dianggap penting karena ikut menentukan prognosa dalam persalinan karena dapat mengakibatkan kesakitan baik pada ibu janin. Informasi kesehatan yang cukup terutama pada ibu-ibu hamil, diharapkan akan dapat merubah perilaku yang kurang baik ke pola perilaku hidup sehat. Umur ibu yang terlalu muda atau tua dianggap penting karena ikut menentukan prognosa persalinan karena dapat membawa risiko.Ini berarti bahwa dengan umur <20 tahun atau >35 tahun memiliki resiko mengalami partus lama 1,766 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan umur 20-35 tahun tapi tidak bermakna secara statistik (Http:Newparadgmapublichealth.go.id).
2. Paritas
Paritas adalah keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan (Pamoentjak,2000).
Defenisi paritas lainya adalah status melahirkan anak pada seorang wanita (Farrer,Helen, 2001 : 15).
Bisa juga yang dimaksud paritas adalah jumlah kehamilan dari seseorang yang bayinya berhasil hidup, perlu dicatat bahwa graviditas dan paritas mengacu pada jumlah kehamilan bukan bayi atau janin yang dilahirkan (Hacker, Moore, 2001 : 27).
Yang dimaksud dengan primigravida adakah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi yang viable untuk kedua kalinya atau lebih ( Ferrer,Helen, 2001 : 15).
Paritas adalah jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas variable dan telah dilahirkan, tanpa mengingat jumlah anaknya, kelahiran kembar 3 hanya dihitung satu paritas (Oxorn, 2003: 58).
Ibu yang mempunyai faktor risiko mengalami partus lama adalah ibu dengan paritas 1 dibanding ibu yang mempunyai paritas >1 (Http://Newparadgmapublichealth.go.id)
3. Berat janin
Berat janin adalah berat rata – rata bayi aterm normal sekitar 3500 gram (Farer, 2001: 177). Risiko berat janin terhadap kejadian partus lama, ini berarti bahwa ibu yang memiliki janin yang berat >3500 gram memiliki risiko mengalami partus lama lebih besar dibandingkan dengan ibu yang berat janinnya < 3500 gram tapi tidak bermakna secara statistik. Ini terjadi diduga karena ukuran tinggi badan ibu cenderung lebih tinggi sehinnga ukuran panggulnya juga besar. Besarnya janin hanya setengah dari suatu persamaan, tetapi lainnya adalah ukuran dari tulang-tulang panggul (Http://Newparadgmapublichealth.go.id).
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Pada kerangka konsep yang mengacu pada tinjauan pustaka faktor yang berhubungan dengan partus lama adalah disproporsi fetopelvik, malpresentasi dan malposisi, ketuban pecah dini, umur, paritas dan berat janin.
Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penulis tidak mengambil keseluruhan variabel, melainkan hanya beberapa variabel yaitu umur, paritas dan berat janin.
Untuk lebih jalasnya kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
B. Definisi Operasional
1. Umur
Adalah usia ibu pada saat Partus Lama.
Cara ukur : Melakukan pemeriksaan data rekam medik.
Alat ukur : Data Rekam Medik
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Tidak berisiko (20-35 tahun)
Berisiko (<20 tahun atau >35 tahun)
2. Paritas
Adalah jumlah kelahiran terdahulu pada ibu dengan kasus partus lama tanpa melihat jumlah anak yang dilahirkan nya dan sesuai dengan data rekam medik.
Cara ukur : Melakukan pameriksaan data rekam medik
Alat ukur : Data Rekam Medik
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Paritas 1 = Berisiko
Paritas > 1 = Kurang berisiko
3. Berat janin
Adalah berat rata – rata bayi aterm normal sekitar 3500 gram.
Cara ukur : Melakukan pemeriksaan data rekam medik
Alat ukur : Data Rekam Medik
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Berisiko ( ≥ 3500 gram)
Tidak Berisiko (< 3500 gram)
C. Hipotesa
1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian partus lama di RSD Kol.Abundjani Bangko Tahun 2006-2009
2. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian partus lama di RSD Kol Abundjani Bangko Tahun 2006-2009
3. Ada hubungan antara berat janin dengan kejadian partus lama di RSD.Kol Abundjani Bangko Tahun 2006-2009
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik menggunakan rancangan ………… Menggunakan rancangan ……………..l, didasarkan atas pertimbangan :
Data dikumpulkan dengan pendekatan retrospektif, meliputi variabel independen (kasus partus lama) dan beberapa variabel dependen dari tahun 2006 – 2009. Penggunaan …………l pada penelitian ini disebabkan oleh kecilnya jumlah kasus partus lama.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005:79). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu bersalin di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2006 – 2009 yang berjumlah …….. ibu bersalin.
2. Sampel
1. Besar Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus:
n1 : n2 1,960 / 2 + 0,842 √ 2/3 x 1/3 2 = 76
2/3 – 1/2
Dengan rumus ini digunakan perbandingan antara kasus dan kontrol ……… dengan sampel minimal yang dperlukan 76 untuk kasus dan …… untuk kontrol, karena jumlah kasus yang demikan labih dari sampel minimal yakni sebanyak…….. kasus, maka untuk meningkatkan power penelitian, jumlah kasus yang dijadikan sample sebanyak …… kasus dan untuk jumlah sampel kontrol ditingkatkan dengan menggunakan rasio antara kasus dengan kontrol 1 : 3 (Mahfudin, 2007:148).
Dengan demikian sampel pada penelitian ini adalah sebanyak ……, terdiri dari ….. kasus dan …… kontrol.
2. Teknik Sampling
Untuk kepentingan pengambilan sampel dikaitkan dengan desain dan tujuan penelitian, dilakukan dengan pemilihan kasus partus lama dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1) Pemilihan kasus partus lama didalam populasi.
2) Pengambilan kasus sebanyak ….kasus partus lama secara random diantara 86 kasus populasi kasus partus lama.
3) Pengambilan kontrol sebanyak …… secara random diantara ……. populasi kontrol.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSD Kol. Abundjani Bangko yang akan dilaksanakan pada bulan ………….2010
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan adalah data rekam medik RSD Kol. Abundjani Bangko Tahun 2006 – 2009..
E. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Pengumpulan data dilaksanakan mulai tanggal ………… di ruang rekam medik Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko.
F. Pengolahan Data
Setelah mengumpulkan data sekunder sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan, maka dilakukan pengolahan data dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Observasi
Mengamati status pasien yang menderita partus lama selama taun 2006 sampai tahun 2009 untuk mendapatkan data umur, paritas, dan berat janin.
2. Reduplikasi
Menyalin kembali semua data yang didapatkan dari status pasien dengan partus lama pada ibu bersalin.
3. Tabulasi
Menyajikan hasil observasi dalam bentuk tabel sebagai hasil penelitian sehingga memudahkan untuk menganalisa data.
4. Coding
Pemberian tanda kode setiap data yang ada.
5. Editing
Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh.
6. Entry
Data yang telah diperiksa dimasukkan ke dalam program computer untuk mempermudah pencarian kembali apabila diperlukan.
7. Clearing
Dilakukan untuk memastikan keseluruhan data yang telah dimasukkan dan tidak terdapat kesalahan dalam memasukkan data sehingga siap di analisis
G. Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini yang digunakan adalah analisa data univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian biasanya hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel. Sedangkan analisa bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga mempunyai hubungan atau berkolerasi. Uji statistik yang digunakan adalag Chai Square dengan rumus :
X2 = ∑ ( fo - fh ) 2
fh
Dengan keerangan :
X 2 : Koefisien Kontingensi
fo : Frekuensi data yang diperoleh berdasarkan data.
fh : Frekuensi yang diharapkan
Derajat bebas memegang peranan penting untuk menggunkan tabel :
Derajat bebas : (r – 1 ) ( c – 1 )
Dimana : r = jumlah baris
c = jumlah kolom
Kriteria penolakan dan penerimaan Ho
Tolak Ho bila, X2 hitung > X2 tabel.
Terima Ho bila, X2 hitung < X2 tabel.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Kasus Partus Lama
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa jumlah kasus partus lama di rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 adalah sebanyak 86 kasus,dengan jumlah kasus pertahun terlihat pada 5.1 berikut:
Tabel 5. 1
Jumlah kasus partus lama di RSD Kolonel Abundjani
Bangko Tahun 2004-2007
No Tahun Jumlah
1
2
3
4 2004
2005
2006
2007 42
20
17
07
Jumlah 86
Dari tabel diatas menunjukan adanya kecendrungan penurunan jumlah kasus molahidatidosa, yakni dari 42 kasus pada tahun 2004 menurun menjadi 7 kasus pada tahun 2007.
2. Umur Ibu Bersalin
Dari 304 orang sampel ibu bersalin ditemukan sebagian besar ( 34,5%) berada pada usia 20-35 tahun, sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5. 2
Distribusi Umur Ibu Bersalin Berdasarkan Kategori umur
No
Umur Jumlah
N %
1
2
3 < 20
20 - 35
> 35 102
105
97 33,6
34,5
31,9
Jumlah 304 100
3. Paritas Ibu Bersalin
Paritas dari 304 orang ibu bersalinditemukan sebagian besar ( ) berada pada paritas. Sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5. 3
Distribusi Paritas Ibu Bersalin Berdasarkan Kategori Paritas
No Paritas Jumlah
n %
1
2 1
>1 189
115 62,2
37,8
Jumlah
B. Karakteristik responden/Subjek
1. Hubungan Umur ibu dengan kejadian melahirkan di RSD Kolonel Abundjani Bangko.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa, proporsi kejadian partus lama
Tabel 5. 4
Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Partus Lama di RSD Kolonel Abundjani Bangko sebagaimana terlihat pada tabel berikut
No
n
Kasus Kontrol
n %
Jumlah
2. Hubungan status ekonomi dengan kejadian molahidatidosa di RSD Kolonel Abundjani Bangko.
Tabel 5.5
Hubungan Paritas dengan kejadian partus lama
di RSD Kolonel Abundjani Bangko.
No Molahidatidosa
Jumlah
N
Kasus Kontrol
N %
Jumlah
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan dua pokok bahasan, yang pertama tentang keterbatasan penelitian, yang kedua hasil penelitian tentang factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Molahidatidosa dilihat dari umur dan paritas di rumah sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko.
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan case control untuk melihat gambaran dan hubungan umur, dan paritas tahun 2007 delngan kejadian Partus lama di rumah sakit daerah colonel Abundjani bangko.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober tahun 2007 menggunakan data sekunder dengan melihat data berupa lest pasien di Rekam Medik RSD Kolonel Abundjani Bangkosesuai dengan variable yang ditentukan.
Secara teoritis terdapat banyak factor yang mempengaruhi terjadinya Partus lama yaitu Respon stress, persentasi atau posisi janin disproporsi sefalo pelvic pembatasan mobilitas dan postur semi rekumben, puasa ketat analgesia, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, paritas dengan kejadian Partus lama
B. Pembahsan Hasil Penelitian
1. Partus lama
Pada penelitian ini ditemukan 86 kasus Partus lama ( ) dari ibu yang melahirkan di RSD Kolonel Abpundjani Bangko tahun 2004 – 2007.
Data dari pusat statistic 2005 menunjukkan secara nasional 265 per 10.000 kelahiran hidup, jadi, tiap-tiap jam ada satu ibu yang meninggal karena persalinan dan kehamilan. Ini jauh lebih daripada Negara tetangga sebanyak (126/100.000), Malaysia (39/100. 000) dan singa pura (6/100.000) penyebab lansung AKI adalah pendarahan, eklampsi, infeksi, Fartus Macet.
2. Hubungan umur ibu dengan kejadian Partus lama
Hasil analisis menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian Partus lama, hal ini sesuai denga teori Prawirohardjo 2002 yang menyetakan baha umur < 20 dan > 35 tahun mempunyai resiko terhadap kejadian Partus lama, umur ibu saat melahirkan merupakan salah satu factor resiko kematian maternal dan perinatal, menurut Winkjosastro ( 1999:23) Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada umur < 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
Kkehamilan dan persalinan diluar kurun aktu reproduksi yang sehat memiliki resiko kematian yang lebih tinggi, ini dapat terjadi pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan pada kelompok umur diatas 35 tahun, resikonya 3 kali lebih tinggi dari kelompok repeoduksi sehat yaitu pada umur 20-34 tahun (Mochtar :192)
Umur ibu memiliki kontribusi terhadap terjadinya Partus lama umur di angap penting karma ikut menentukan prongnosa dalam persalinan karena dapat mengekibatkan kesakitan baik pada ibu dan janin, informasi kesehatan yang cukup terutama pada ibu-ibu hamil, diharapkan agar dapat merubah prlaku yang kurang baik kepola prilaku hidup sehat, umur ibu yang terlalu muda atau tua di anggap penting karena iku menentukan prognosa persalinan karena dapat membawa resiko, ini berarti dengan umur < 20 tahun atau > 35 tahun dapat memiliki resiko mengalami Partus lama, 1. 766 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu umur 20-35 tahun tapi tidak bermakna secara statistic (Http: NewParadgmapublichealth. Go.id)
3. Hubungan ibu dengan kejadian Partus lama
Hasil analisis menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian partus lama, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan paritas lebih menyatakan dari 3 mempunyai resiko terhadap kajadian partus lama ( Prawirohardjo 2002;341)
Paritas menunjukan jumlah kehamilan yang mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan tanpa mengingat jumlah anaknya (Oxorn, 2003)
Pada primigravida dalam rangkaian kasus Friedman, lama rata-rata fase aktif adalah 5,8 jam dan batas normal sebelah atasnya adalah 12 hinga 6,8 cm /jam, dibawah 1.2 cm per jam adalah , kecepatan di bawah normal dan menunjukan adanya persalinan disfungsional. Pada multipara, lama rata-rata fase aktif adalah 2,5 jam, dengan batas normal sebelah atas pada 6 jam, kecepatan dilandasi cervix yang kurang dari 1, 5 per jam merupakan keadaan abnormal. Beberapa predisposisi factor resiko meliputi ibu bertubuh kecil dengan kecurigan bayi besar, diebaetes marernal atau bayi makrosomik ( Oxom, 1999:616).
H. Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini yang digunakan adalah analisa data univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian biasanya hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel. Sedangkan analisa bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga mempunyai hubungan atau berkolerasi. Uji statistik yang digunakan adalag Chai Square dengan rumus :
X2 = ∑ ( fo - fh ) 2
fh
Dengan keerangan :
X 2 : Koefisien Kontingensi
fo : Frekuensi data yang diperoleh berdasarkan data.
fh : Frekuensi yang diharapkan
Derajat bebas memegang peranan penting untuk menggunkan tabel :
Derajat bebas : (r – 1 ) ( c – 1 )
Dimana : r = jumlah baris
c = jumlah kolom
Kriteria penolakan dan penerimaan Ho
Tolak Ho bila, X2 hitung > X2 tabel.
Terima Ho bila, X2 hitung < X2 tabel.
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky,2006
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, EGC, Jakarta: xxi +502 hlm.
Dinas Kesehatan Profinsi Jambi tahun 2006.
Profil Kesehatan Profinsi Jambi tahun 2006.
Farrer, Helen, 2001
Perawatan Maternal (Maternity Care), EGC,Jakarta : vii + 267 hlm.
Manuaba, Ida Bagus Gede,1998
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta ;:ii + 507 hlm.
Manuaba ,Ida Bagus Gede, 1999
Memahami Kesehatan Repsoduksi Wanita. Jakarta : vii + 174 hlm.
Mochtar, Rustam,1998
Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi jilid 1, EGC, Jakarta : ix + 453 hlm.
Notoatmojo, Soekidjo,2003
Prinsip_Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyaeakat, Rineka Cipta, Jakarta.
Oxorn, Harry, 2003
Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan Human Labor and Birth, Yayasan Essenito, Jakarta : ii + 707
WHO, 1994
Preventing Maternal Deaths (Pencegahan Kematian Ibu Hamil),Erika Royston, Jakarta ;xiv+249 hlm.
Avaible at http://Newparadgmapublichealth.go.id
Komentar